Rabu, 27 Maret 2013

Posted by bismillah yanfa'! on 23.58 No comments
Pendidikan adalah hal penting yang wajib dienyam oleh seluruh generasi bangsa, di belahan dunia manapun. Sebagaimana  Rasulullah menyerukan untuk menuntut ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat. min al-mahdi ila al-lahdi. Di Indonesia sendiri sudah ditetapkan oleh pemerintah untuk wajar 12 tahun, wajib belajar 12 tahun. akan tetapi, banyak sekali problem yang dihadapi oleh petinggi pendidikan di negeri ini, salah satunya adalah belum meratanya SDM, sarana-prasarana yang menunjang pembelajaran, juga masih berlakunya uji-coba kurikulum. Padahal semakin hari, arus globalisasi semakin melesat dengan cepat. Jika pada tahun sekarang, kurikulum saja masih belum menemukan posisi yang bener-benar pas, maka pada tahun yang akan datang, pendidikan di Indonesia masih mengalami bongkar-pasang. Dan masa itu akan berakhir entah di tahun kapan.

Terkait dengan permasalahan SDM, banyak sekali tenaga kependidikan yang belum memiliki mindset yang benar-benar mengejar zaman. Masih ada beberapa atau bahkan banyak yang masih berpikir kolot dan tidak kuasa mengejar zaman.atau bisa juga tenaga kependidikan (baca: guru) tersebut tidak memiliki skill dalam mentransfer ilmu pengetahuan. Alhasil pembelajaran tersebut akan mengalami kebosanan permanen yang tidak bisa dicegah.
Ketika berada dalam suatu pembelajaran yang terasa membosankan, atau guru dalam keadaan tidak siap memberikan materi atau bahkan guru tidak memiliki skill yang baik untuk mentransfer ilmu pengetahuan, maka yang akan dilakukan oleh siswanya adalah mencari kesibukan sendiri-sendiri. Banyak hal yang akan dilakukan oleh siswa untuk mensibukkan diri. Ada yang ngobrol dengan teman samping kanan-kirinya, ada yang menghabiskan waktu dan menikmati kebosanan dengan menunduk, bercengkerama, berasyik-masyuk dengan handphone masing-masing. ada juga yang sibuk sowan sama mbah gugel dan berbagai kegiatan lainnya asal siswa tersebut tidak 'bosan'. Guru juga tidak tanggap dengan apa yang dilakukan oleh siswa, sehingga siswa juga semakin 'aman' dengan keadaan seperti itu. Padahal seharusnya untuk menciptakan generasi yang benar-benar siap menghadapi persaingan dunia dan globalisasi yang semakin ketat, perlu usaha yang benar-benar keras dan usaha yang tidak 'ujug-ujug'. Akan tetapi, nyatanya dalam pembelajaran sekarang, banyak sekali guru yang belum memenuhi kriteria yang diinginkan oleh siswa. 
Jika dihadapkan pada kasus seperti itu, mana yang harus disalahkan: guru yang belum berkriteria atau siswa yang kurang tanggap terhadap kebutuhan edukasinya sendiri??

Thanks for reading,
Zhy,_

Categories: ,

0 komentar:

Posting Komentar